Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong Khas Belo Laut

Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong Khas Belo Laut

Pendahuluan

Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong Khas Belo Laut. Bangka Belitung, sebuah provinsi yang terkenal akan keindahan alam dan kekayaan budaya, juga menyimpan berbagai kekayaan kuliner yang menggugah selera. Salah satu hidangan khas yang patut dicicipi adalah Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong dari Belo Laut. Masakan ini tidak hanya menggambarkan kekayaan rempah-rempah lokal, tetapi juga menunjukkan kekayaan rasa dan tradisi masyarakat setempat.

Sejarah dan Asal Usul

Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong merupakan salah satu masakan tradisional yang telah menjadi bagian dari budaya kuliner masyarakat Belo Laut, sebuah kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah. Kata “Lempah” sendiri berasal dari istilah lokal yang berarti semacam kuah atau sup berkuah kental yang menggunakan rempah-rempah sebagai bahan utama. Masakan ini diwariskan secara turun-temurun dan menjadi hidangan yang sering disajikan saat acara adat, perayaan, maupun hari-hari biasa. Situs Slot Gacor Gampang Menang & Maxwin Merdekatoto Bo Sultan Casagroup Telah Berdiri Sejak 2019 Di Percaya Menjadi Pelopor Saat Ini.

Bahan Utama dan Keunikan Rasa

Hidangan ini menggunakan bahan utama ayam kampung atau ayam potong yang dimasak dengan kuah berwarna kuning cerah, yang diperoleh dari penggunaan kunyit segar atau bubuk kunyit sebagai bahan pewarna alami dan penambah rasa. Yang membuatnya khas adalah penggunaan daun kedondong muda atau daun kedondong matang sebagai bahan pelengkap, memberikan rasa asam segar yang menyegarkan.

Selain itu, bahan-bahan lain yang biasanya digunakan meliputi:

  • Bawang merah dan bawang putih
  • Serai, daun salam, dan daun jeruk
  • Cabe merah dan cabe rawit untuk tingkat kepedasan sesuai selera
  • Garam, gula, dan penyedap alami lainnya

Proses Pembuatan

Proses memasak Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong cukup sederhana namun memerlukan ketelatenan agar rasa dan teksturnya cocok. Berikut gambaran proses pembuatannya:

  1. Persiapan ayam: Potong ayam menjadi bagian sesuai selera, lalu bersihkan dan marinasi dengan sedikit garam dan jahe agar empuk dan beraroma.
  2. Membuat kuah: Tumis bawang merah, bawang putih, serai, dan daun salam sampai harum. Masukkan cabai untuk menambah rasa pedas.
  3. Memasak ayam: Tambahkan ayam ke dalam tumisan bumbu, lalu tuang air secukupnya dan masak hingga ayam setengah matang.
  4. Memberi warna dan rasa: Masukkan kunyit bubuk atau parutan kunyit segar untuk memberi warna kuning alami. Tambahkan garam, gula, dan penyedap sesuai selera.
  5. Menambahkan daun kedondong: Setelah kuah mulai meresap dan ayam matang, masukkan daun kedondong dan biarkan beberapa menit hingga daun layu dan rasa asam keluar.
  6. Penyajian: Sajikan hangat dengan nasi putih pulen dan pelengkap lainnya seperti sambal dan lalapan.

Baca Juga: Sate Pokea Kendari: Cita Rasa Tradisional dari Kota Kendari

Cita Rasa dan Keunikan

Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong memiliki cita rasa yang unik dan seimbang antara gurih, asam dari daun kedondong, dan aroma rempah-rempah yang khas. Kuahnya yang kuning cerah menambah daya tarik visual, sementara rasa asam segarnya mampu menyegarkan lidah dan membuat siapapun ketagihan.

Keunikan lain dari masakan ini adalah penggunaan daun kedondong yang tidak hanya memberikan rasa asam, tetapi juga menambahkan aroma khas yang berbeda dari masakan ayam lainnya. Kombinasi rasa ini mencerminkan keseimbangan budaya dan sumber daya alam di Bangka Belitung.

Signifikansi Budaya dan Peranan Sosial

Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong bukan sekadar hidangan, tetapi juga simbol kehangatan dan kebersamaan masyarakat Belo Laut. Masakan ini sering disajikan saat acara keluarga, adat, maupun perayaan keagamaan, mempererat tali silaturahmi dan melestarikan tradisi lokal.

Kesimpulan

Ayam Lempah Kuning Daun Kedondong khas Belo Laut, Bangka Belitung, adalah contoh kekayaan kuliner yang memadukan bahan alami, rempah-rempah lokal, dan tradisi masyarakat setempat. Menghadirkan cita rasa autentik dan pengalaman budaya, masakan ini patut dipertahankan dan terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya daerah.